Setelah berjualan Crepes, kami mencoba berjualan makanan lain. Awalnya, hanya niat memberikan risol ke salah seorang dosen kami, malah ternyata keterusan untuk serius berjualan risol.
Mulanya, penjualan kurang memuaskan. Istri lalu mencoba chat satu per satu kontak yang ada di whatsapp (yang tentunya potensial membeli). Dari situ, ternyata banyak orderan yang masuk. Kami pun mulai membuat risol sesuai jumlah pesanan.
Saya hanya bisa membantu sebisa saya, istri saya yang lebih menguasai dunia memasak dan tentang risol ini. Kami membuatnya malam hari, sesudah anak tidur, sekitar jam 8an. Itu pun ada yang akhirnya selesai pada jam 11, jam 1, bahkan ada yang sampai jam 2 pagi.
Menunya cuma dua, mayonnaise dan creamy pizza. Ada frozen pack dan ada pack yang digoreng. Tapi, membuat itu semua tetap membutuhkan durasi yang lumayan lama.
Sabtu, 28 Oktober 2023, kami mengantarkan 70 risol ke pelanggan. Pembelinya sekitar 4-5 orang, tapi tiap orang langsung membeli banyak risol.
Proses mengantarkan pesanannya: kami janjian di suatu lokasi, lalu kami melakukan transaksi COD di situ. Kami memilih lokasi yang berada di tengah-tengah, agar tidak jauh bagi semuanya.
Alhamdulillah, tidak ada kendala selama pengiriman pesanan. Semuanya lancar. Minggu depan sudah ada pesanan lagi, kemungkinan kami akan melakukan COD-an lagi seperti ini.
Sekitar awal bulan September 2023, saya kembali memiliki gitar akustik.
Dulu saya sempat punya gitar akustik zaman masih SD-SMP-SMA-Kuliah. Awal saya punya gitar itu saat SD kelas 5, karena dikasih bude. Gitar ini yang menemani saya belajar chord dasar. Selang beberapa tahun, gitar itu menua, dan semakin tidak layak untuk dipakai. Lalu, saya mebeli gitar milik teman SMP. Gitar itu bertahan lumayan lama, dari saya SMA sampai kuliah. Gitar ini yang menemani ngulik saat lagi rajin ngeband.
Kemudian, gitar itu saya tinggal selama saya kerja. Saat saya sudah menikah, gitar itu masih ada, tapi sudah banyak bagian yang rusak. Akhirnya, saya ikhlaskan untuk membuangnya.
Ide punya gitar lagi berasal dari ayah saya, yang memberitahu untuk les gitar. Karena kata beliau, lumayan untuk sampingan. Mulanya, saya menolak karena kurangnya koneksi di kota yang sekarang. Namun, pada akhirnya, saya mengiyakan, dan memulai bikin konten bergitar untuk mengasah jari-jemari, juga sekalian buat promo untuk les gitar tersebut.
Saya bersama istri dan anak saya, mencari dan mencoba gitar dari yang harganya 100 ribuan sampai 500 ribuan. Dan memang, harga menyesuaikan kualitasnya. Semakin mahal, semakin enak suaranya. Semakin murah, semakin kurang suaranya.
Saya tidak langsung membeli di toko gitar tersebut. Saya sempat mencari-cari dan membandingkan dengan toko gitar lain, dan ternyata, di toko gitar Urika yang paling cocok.
Saya kembali ke toko gitar yang pertama saya kunjungi, dan sekarang, benar-benar berniat untuk membeli gitarnya. Saya coba untuk genjrengan biasa, melodi di tiap senar. Dari senar 1-6. Tiap fret dicoba, karena ada gitar yang pada fret tertentu, bunyinya kurang memuaskan (biasanya di harga menengah, ada gitar seperti ini).
Seperti orang pada umumnya, setelah stem gitar, paling enak dicoba dengan intro Semua Tentang Kita dari Peterpan/NOAH. Chordnya basic, hampir menjangkau semua chord yang ada.
Gitarnya termasuk oke buat rhythm dan melodi.
Akan banyak lagu cover dari Peterpan/NOAH, karena berkat band inilah saya mempelajari chord dasar. Lagu Padi dan Dewa punya banyak chord untuk saya pelajari. Berkat lagu Mimpi Yang Sempurna dari Peterpan, saya belajar 4 chord sederhana, Em C G D.
Dari situ, saya mengikuti banyak lagunya, sampai mengulik intro dan interlude dari beberapa lagunya.
Jelas ada lagu luar yang saya coba cover. Lagu yang chord dan melodinya simple seperti dari Linkin Park dan Green Day.
Untuk sekarang, saya akan mengulik lagu-lagu yang pernah saya mainkan saat saya sekolah (SMP-SMA-kuliah). Nostalgia lagu awal belajar gitar, sekalian melatih jari jemari agar tidak kaku lagi.