Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Awal mulanya, tulisan ini hanya tercipta untuk podcast dan medium saja. Tetapi, di tengah-tengah penulisan, saya merasa tulisannya lumayan kuat. Saya merasa harus dituliskan di blog utama saya.
Berikut adalah tulisannya.
(S3E33) Terinspirasi novel Sabtu Bersama Bapak, saya ingin mencoba untuk meninggalkan jejak di internet. Semoga saat “kamu” dewasa nanti, kamu bisa mengambil hikmah atau pelajaran dari sini.
Sekarang sudah memasuki episode 9 dari Catatan Untuk Masa Depan, dan pada episode ini, saya akan bicara tentang Sekolah, Kuliah, Kerja, Bisnis.
Saya akan membuka dengan kalimat yang sama dengan episode sebelumnya, saat episode ini ditulis, saya resmi berumur 29 tahun.
Saya merasa saya sudah dewasa, sudah paham dengan kehidupan.
Ternyata?
Belum. Sama sekali, belum.
Saya baru sadar, kalau masih anak-anak. Masih kecil. Masih seperti butiran debu.
Masih banyak yang harus saya pelajari, masih banyak yang harus saya mengerti. Bedanya, seiring bertambah usia, lebih tenang menghadapi itu semua.
Sekolah
Saya sekolah negeri dari SD - SMP - SMA. Cara pembelajarannya sama semua: duduk di bangku, mendengarkan guru, mencatat yang perlu dicatat, kerjakan tugas, kerjakan ulangan, kerjakan tugas, kerjakan PR.
Itu terus. Tidak ada perubahan. Formulanya benar-benar hanya seperti itu.
Lalu, setelah berpuluh-puluh jam menghafalkan rumus matematika yang rumit, menghafalkan tanggal dari peristiwa sejarah, apakah itu terpakai ketika saya dewasa?
Apakah saya menggunakan rumus mencari sisi miring segitiga di dunia nyata?
Jawabannya, tidak.
Rasanya memang seperti sia-sia.
Nah, agar tidak seperti membuang-buang waktu di sekolah, cobalah banyak hal waktu muda. Belajar di sekolah itu bagus. Itu memang mengasah otak. Tapi di dunia nyatanya, teori-teori seperti tidak terpakai.
Ada beberapa cara yang bisa saya bagi:
1. Sadar akan bakat. Paham mana yang jadi kelebihan dan kekurangan. Dan baiknya, fokus ke kelebihan saja.
Di SMP jago renang?
Ya sudah, lanjutkan. Latihan terus. Siapa tahu bisa menang lomba atau kejuaraan tertentu. Kalau ternyata sudah mencoba ikut lomba, tapi tidak menang, kamu masih bisa jadi guru les renang untuk tingkat anak-anak.
Di dunia nyata nanti, mencari uang sampingan sangat-sangat bisa menambah tabungan dan memenuhi kebutuhan.
Ini berlaku juga untuk kelebihan yang lain seperti jago bahasa inggris, mengurus administrasi, mengerti banyak alat musik, paham kelistrikan, paham pertukangan, dan lain-lain.
2. Coba banyak hal. Kalau merasa tidak jago di bidang tertentu, coba lagi lebih banyak hal.
Coba hal yang berbeda, tambah terus pengalaman. Keluarlah, cari teman, cari koneksi.
Mumpung masih muda, waktu masih banyak untuk mencoba beberapa hal sekaligus. Nanti dari sekian banyak hal yang sudah kamu coba, kamu akan bertemu dengan yang kamu sukai dan jago dalam hal itu.
Formulanya kadang nggak jago di satu hal saja. Bisa saja, lumayan jago (level sedang) di beberapa bidang. Itu tetap bisa menjadi nilai plus buat kamu.
Kuliah
Kuliah bisa dibilang hampir sama kayak sekolah. Ada perbedaan sedikit, tapi ya intinya hampir serupa.
Banyak orang bilang, saat kuliah cobalah ikut organisasi. Untuk menambah pengalaman, agar terbiasa berdiskusi, berkelompok, dan memecahkan masalah.
Sama seperti sekolah, belajar saja masih belum cukup. Kamu masih tetap harus keluar, mencari pengalaman baru.
Kalau ada pertanyaan, “Dari tadi disuruh keluar, coba banyak hal, cari pengalaman lain, cari koneksi. Tapi, gimana kalo kelebihan saya itu belajar lewat textbook? Kelebihan saya menguasai materi. Saya sukanya ternyata belajar, dan memang jago ngafalin? Terus gimana?”
Ya berarti, mungkin kamu cocok jadi guru atau dosen.
Kamu punya kelebihan untuk menguasai dan menghafalkan materi. Tapi sama saja, itu masih kurang. Untuk jadi pengajar, kamu butuh teknik menyampaikan materi. Kamu harus bisa mengajar, berkomunikasi dengan baik, jelas, dan tidak membosankan.
Caranya, ya, latihan. Bisa jadi guru les privat atau semacamnya.
Intinya, praktek, praktek, praktek.
Kerja
Saya beruntung dulu bekerja di bidang saya suka, yaitu sebagai guru bahasa inggris dan komputer. Jadi, pengalaman saya belajar selama SD-SMP-SMA-kuliah terpakai.
Tapi tentunya, tidak semuanya itu mudah. Saya tetap harus belajar, belajar, belajar lagi. Tetap ada yang harus kamu kuasai, kamu mengerti, kamu lewati.
Dunia kerja itu punya level yang berbeda dengan sekolah dan kuliah. Dunia kerja ada faktor gaji, ada faktor atasan, ada faktor rekan kerja, ada faktor lembur, ada faktor burnout, dan masih banyak faktor yang lain.
1. Gaji. Akhirnya, bisa menghasilkan uang sendiri. Bisa beli apapun yang diinginkan. Yang perlu diingat, selalu sisakan uang untuk menabung. Belikan makanan atau barang untuk keluarga.
Memberi hadiah untuk diri sendiri itu boleh, cuma jangan sering-sering. Kamu masih butuh uang untuk dana masa depan.
2. Atasan dan rekan kerja. Berdoalah, dari sekarang, semoga mendapat atasan dan rekan kerja yang menyenangkan. Yang membantu kamu menjadi pribadi yang lebih baik. Yang memanusiakan kamu, mendukung dan mendorong kamu secara manusiawi. Yang bisa diandalkan, benar-benar dapat bekerja sesuai tugasnya.
Di luar sana, ada banyak lingkungan kerja yang tidak baik, semoga kamu dijauhkan dari situ, lalu didekatkan ke lingkungan kerja yang baik. Amin.
3. Lembur dan burnout. Kerja, entah itu di bidang yang kamu sukai atau tidak, akan datang fase capeknya. Lelah kerja terus-menerus. Otak tidak bisa bekerja secara optimal. Tenaga semacam terkuras habis. Ini adalah hal yang wajar. Apapun pekerjaanmu.
Sadar untuk beristirahat. Jangan memaksa badan kamu. Kalau bisa ambil cuti, ya silakan ambil cuti. Tapi, kalau merasa tingkatnya sudah stres akut, mungkin kamu bisa mempertimbangkan resign dan mencari pekerjaan lain.
Bisnis
Saya baru mencoba bisnis baru-baru ini.
Saya belajar lagi dari 0 untuk paham berdagang itu seperti apa. Ini punya sedikit kesamaan dengan kerja (dengan orang lain), bedanya, bisnis atau berdagang kamu harus siap memulai dari bawah. Sendirian.
Kamu yang mengurus marketingnya, promosinya seperti apa, kamu yang mengatur keuangan yang masuk dan yang keluar, kamu yang mengurus barang/produk yang kamu jual, dan kamu juga harus siap memikirkan pengantaran barang/produk dari tempatmu ke tempat pembeli.
Kalau sudah besar bisnisnya, mungkin bisa mencari karyawan. Namun, punya karyawan harus memikirkan gaji, bonus lebaran, gaji ke-13.
Saya tidak menyangka episode kali ini akan sepanjang ini.
Semoga mudah dipahami dan dimengerti.
Hidup ini panjang, kamu akan melalui sekolah-kuliah-kerja-bisnis. Sesudah kamu melewati itu semua, masih ada satu tingkat yang lebih tinggi lagi, yaitu menikah dan menjadi orang tua.
Itu akan saya bahas di episode berikutnya.
Sekian dari saya.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
- short description about the writer-
Posting Komentar