Pada kesempatan kali ini, saya ingin bercerita hal yang personal. Di bulan November, kami dikaruniai anak pertama.
Semua bermula siang hari dimana air ketuban istri merembes. Itu sudah dua hari mendekati HPL. Kami langsung ke klinik, dan segera memeriksanya.
Istri dibawa ke ruang KIA, saya menunggu di luar. Setelah dicek dan diobservasi, ternyata tidak ada tanda-tanda pembukaan. Pembukaan 1 dan tidak ada perkembangan.
Dari pihak klinik, memberikan rujukan ke rumah sakit terdekat. Mobil ambulans membawa istri, saya mengikuti dengan motor.
Kami masuk ke ruang IGD, lalu diperiksa dan diobservasi lagi. Dari sana, istri dipindahkan ke ruang bersalin. Saya diperbolehkan menemani istri di ruangan tersebut. Di sana, kami menunggu beberapa jam untuk tanda-tanda pembukaan lebih lanjut.
Setelah beberapa jam berlalu, kami diberitahukan bahwa tidak ada tanda-tanda pembukaan dan kontraksi, sehingga perlu tindakan operasi sesar.
Istri disuruh puasa, karena mau operasi. Kalau tidak salah, jadwalnya operasi adalah jam 2 pagi. Kami masih ada kesempatan untuk istirahat sebentar beberapa jam.
***
Esoknya, pukul 1 pagi, kami diminta untuk bersiap ke ruangan operasi. Di sana, saya masih diperbolehkan untuk menemani istri.Kami menunggu sekitar 45 menit. Lalu, istri saya dibawa untuk operasi.
Operasinya berlangsung kurang lebih 1 jam. Kata istri, sesudah operasi, ia dibawa ke ruang pulih sadar. Baru kemudian masuk ke kamar rawat inap.
Saya sempat keluar sebentar untuk mengurusi beberapa hal. Saat saya kembali ke ruang tunggu, ternyata istri sudah berada di kamar rawat inap. Saya langsung ke sana dengan membawa barang-barang dan makanan.
Saya bertemu istri, dengan kondisi masih ada sisa bius. Saya disuruh untuk membawa baju bayi dan popok. Saya lalu ke ruangan bayi, memberikan barang tersebut, dan diminta untuk wudhu. Karena akan mengadzani anak pertama saya.
Di situlah, saya pertama kali melihat dan bertemu anak saya. Panjangnya 52 cm dan beratnya 3,4 kg. Perasaannya tidak bisa digambarkan, karena ada rasa senang, bangga, dan haru. Akhirnya, bertemu bayi yang sudah dikandung istri selama 9 bulan.
Saya memberi adzan perlahan di telinga kanannya. Saya bacakan dengan lembut, dengan khidmat. Terasa setiap lafal adzan keluar dari hati yang terdalam.
Selesai, saya pun kembali ke kamar untuk menemani istri.
***
Sore hari, masih di hari yang sama, anak kami baru dibawa ke ruangan kami berada. Itu pertama kali istri menggendong bayinya. Perasaanya bercampur-campur, setelah melewati proses yang panjang. Alhamdulillah, anak sehat, istri sehat. Semuanya berjalan lancar.
Cerita persalinan sudah selesai, sekarang kami memasuki lembaran baru sebagai orang tua. Menjadi ayah, menjadi ibu.
Istri masih masa pemulihan. Nanti masih harus kontrol ke rumah sakit yang sama. Begitu juga dengan anak kami.
Secara cerita mungkin terasa singkat, tapi proses yang sebenarnya sangat panjang dan sangat melelahkan.
Seperti saat kami menunggu kabar observasi, itu butuh berjam-jam. Menunggu kabar dari dokter, juga berjam-jam. Saat saya harus mengurusi administrasi, terus beli obat, beli makan, pas balik ke kamar rawat inap, harus siaga menjaga istri dan anak. Saya tidak sempat membawa alas, jadi benar-benar tidur di lantai kamar rawat inap.
Saat istri mau operasi sesar, itu harus menunggu dengan kondisi kontraksi, mengantuk, capek, badan hanya bisa duduk lemas. Saat disuntik bius itu 2-3 kali. Kata istri, suntikan pertama itu sakit banget. Sampai harus dipegangi oleh perawat.
Selesai operasi, saat sudah di kamar rawat inap, istri sempat mengalami bengkak besar di punggung tangannya.
***
Sejujurnya, masih ada cerita lain yang belum tersampaikan. Cuma, inti ceritanya, sudah cukup tertuang.
Semoga anak kami menjadi anak yang soleh, berbakti kepada orang tua, taat pada agama, terus mau belajar, menjadi pemimpin yang baik, dan bermanfaat dunia akhirat.
Semoga kami sebagai orang tua, dapat mendidik anak kami, menemani, dan memberikan yang terbaik.
Terima kasih sudah membaca sampai akhir. Kalau kamu suka tulisan ini, kamu bisa follow akun KaryaKarsa saya di sini. Dan kamu bisa mengapresiasi kreator, dengan cara memberikan tip di KaryaKarsa. Have a nice day 🙂
Membuat konten versi tulisan, gambar, video, bahkan podcast.
Tidak sampai di situ, tuntutan untuk harus beradaptasi juga sangat tinggi. Karena tren TikTok, video vertikal jadi merajalela. Itu berarti harus mengikuti perubahan dari yang biasanya membuat dan mengedit video horizontal, sekarang harus video vertical.
Pertamanya, memang sedikit kaku. Harus mengubah semuanya. Cara berceritanya berubah, cara mengeditnya berubah, dan durasi juga berubah.
Makanya, sekarang saya rutin membuat tutorial video editing. Sekalian mengarsipkan apa yang saya pelajari, sekalian juga membuat video vertikal. Terus bikin, agar semakin paham. Dari sana langsung diupload ke semua social media: Instagram (Reels), Youtube (Shorts), dan apapun yang ada Storynya.
Sisi positifnya, saya dituntut untuk belajar lagi dari 0.
Kadang merasa capek, tapi setelah melihat hasilnya ternyata keren juga.
Begitu juga dengan podcast. Spotify mengeluarkan fitur terbaru, dimana podcaster bisa menyelipkan lagu di dalam podcastnya. Itu juga saya coba. Dan rasanya kayak jadi penyiar radio.
Teknologi semakin berkembang, zaman semakin maju. Perubahan terus bergerak semakin cepat. Mungkin tidak semua orang akan mencoba untuk beradaptasi. Tapi, saya ingin mencoba, saya ingin belajar lagi. Bukan karena tidak ingin ketinggalan, lebih karena ingin terus menambah ilmu baru.
Sekian dari saya.
Semoga tulisan ini bermanfaat.
Terima kasih sudah membaca sampai akhir.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Terima kasih sudah membaca sampai akhir. Kalau kamu suka tulisan ini, kamu bisa follow akun KaryaKarsa saya di sini. Dan kamu bisa mengapresiasi kreator, dengan cara memberikan tip di KaryaKarsa. Have a nice day 🙂
Kembali lagi membahas tutorial video editing. Kali ini, bisa dibilang secara hasil akan terlihat sangat wah. Tapi sebenernya, secara editing cukup sederhana. Faktor aplikasi zaman sekarang, memang sangat memudahkan dan membantu menyerdehanakan beberapa hal.
Salah satunya, double exposure.
Ini kayak menggabungkan dua gambar atau video menjadi satu. Di InShot, menggunakan istilah Blend Tool.
Untuk melihat tutorial video editing lainnya, bisa dilihatdi sinidandi sini.
Semoga tutorial ini mudah dimengerti.
Terima kasih sudah membaca sampai akhir.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Terima kasih sudah membaca sampai akhir. Kalau kamu suka tulisan ini, kamu bisa follow akun KaryaKarsa saya di sini. Dan kamu bisa mengapresiasi kreator, dengan cara memberikan tip di KaryaKarsa. Have a nice day 🙂