Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bagi saya, burnout itu seperti stres.
Rasanya, seperti pusing luar biasa di kepala. Capek pikiran. Badan terasa sehat-sehat saja, tapi kepala terbebani banyak hal, melebihi yang seharusnya.
Kalau levelnya ringan, saya biasanya melakukan istirahat. Meliburkan diri dengan menghibur diri. Bisa cara paling ringan, nonton film seharian, atau cara paling heboh, liburan di suatu tempat.
Penting bagi tubuh dan mental untuk menaruh sebentar tugas dan pekerjaan, lalu membiarkan diri dengan bernafas sejenak.
Nah, kalau levelnya berat, saya perlu melakukan evaluasi besar-besaran.
Saya merasa burnout hebat di postingan ini, lalu saya mempertimbangkan masak-masak tentang kehidupan saya.
Saya bertanya ke diri saya, “Apakah saya mau seperti ini terus?”
“Apa yang sedang menjadi prioritas saya sekarang?”
“Apakah burnout ini bisa selesai dengan liburan sejenak? Atau memang, saya perlu istirahat sepenuhnya? Mencari ketenangan dan kedamaian di luar sana?”
Dari pertanyaan-pertanyaan itu, akhirnya saya memprioritas untuk berhenti. Saya butuh sesuatu yang lain, dan memang, pada waktu itu, ada tujuan lain yang harus saya segerakan, yaitu menikah.
Burnout menurut saya akan selalu datang ketika kita terlalu banyak pikiran, terlalu banyak kerjaan. Manusia pada dasarnya punya batasan. Handphone bisa overheat jika terlalu dipaksa untuk bekerja. Manusia juga sama. Bedanya, pikiran dan jiwa yang jadi korbannya.
Jadi, beristirahatlah sejenak. Ambil nafas dalam-dalam. Cari hiburan yang dibutuhkan. Nikmati hidup. Dan jangan lupa menjadi manusia seutuhnya.
Sekian dari saya.
Semoga tulisan ini bermanfaat.
Akan saya tutup dengan mempromosikan jualan online saya, Arsenio Store ID. Tempat menjual Apparel seperti Sweater, Hoodie, dan Celana yang simple dan minimalis. Cocok untuk traveling dan nongkrong.
Untuk melihat produknya, bisa kunjungi Instagramnya, di @arsenio.store.id, dan Tokopedianya, Arsenio Apparel Store.
Posting Komentar