Pakai masker dan jaga jarak.
Aturan sederhana demi kepentingan bersama.
Dari penglihatan saya, terutama saat jogging di pagi hari, sudah banyak yang mengikuti hal ini.
Masker tertutup rapi, jogging dengan sepatu olahraga, dan setiap berpapasan dengan orang, akan menjaga jarak secara otomatis.
Tapi ada pula yang menggunakan masker secara asal.
Pakai masker, tapi hidung nongol di ujung masker. Hanya menutup mulut, tapi membiarkan hidung terekspor dunia luar. Seperti tak sadar fungsi masker secara seutuhnya.
Ada juga yang tidak memakai masker dan tidak jaga jarak.
Salah satu contohnya, kumpulan remaja.
Bergerombol, tertawa riang sambil mengobrol, bahkan saling berbagi botol minum ke antar teman. Mungkin, mereka sedang menantang maut.
Belum lagi pesepeda yang sedang tren.
Ada pesepeda dengan keluarga, lengkap dari ayah, ibu, anak. Ada pesepeda sendiri, dengan pakaian pesepeda dan helmnya. Ada juga pesepeda yang menguasai jalanan. Ramai hingga menutupi setengah jalan, dan tidak mematuhi aturan lalu lintas. Lampu merah dilewati, cafe dimasuki.
Lucu memang, pandemi membuat banyak yang berolahraga. Tapi seperti lupa, masih ada pandemi di luar sana.
Terima kasih sudah membaca sampai akhir. Kalau kamu suka tulisan ini, kamu bisa follow akun KaryaKarsa saya di sini. Dan kamu bisa mengapresiasi kreator, dengan cara memberikan tip di KaryaKarsa. Have a nice day 🙂
- short description about the writer-
Posting Komentar