Gue mempunyai ingatan yang
amat sedikit tentang The Amazing Spider-Man 1, filmnya terlalu mudah dilupakan dan gue sebagai penonton film
Spider-Man zamannya Tobey Maguire, masih membandingkan film itu dengan filmnya
yang lama. Dan gue berpendapat kalo film yang lama masih lebih bagus dan lebih
baik dari film bertokoh yang dibintangi Andrew
Garfield dan Emma Stone ini. Walaupun
begitu, saat menonton film kedua ini, ekspektasi gue cukup tinggi, apalagi
setelah melihat trailernya yang megah itu.
Sinopsis: Dalam The Amazing Spider-Man 2: Rise of Electro, Peter Parker kembali menghadapi konflik besar. Adalah hebat menjadi Spider-Man. Bagi Peter Parker hidupnya adalah berayun diantara pencakar langit, menjadi seorang pahlawan dan menghabiskan waktunya bersama Gwen (Emma Stone).
Tapi menjadi Spider-Man bukan tanpa masalah: Hanya Spider-Man yang dapat melindungi warga New York dari penjahat tangguh yang mengancam kota. Dengan munculnya Elektro (Jamie Foxx), Peter harus menghadapi musuh yang kekuatannya jauh lebih kuat darinya. Dan Sahabatnya, Harry Osborn (Dane DeHaan) telah kembali, dimana Peter segera menyadari bahwa seluruh musuhnya memiliki satu kesamaan: Oscorp.
(diambil dari 21cineplex.com)
Mempunyai 3 musuh besar
yang langsung dihadapkan ke Spider-Man, keliatan banget kalo The Amazing Spider-Man 2 ingin
melampaui filmnya yang lama. Buat yang pernah maenin gamenya Spider-Man di PS 1
(atau PS 2), pasti hafal banget sama 3 villain ini: Electro, Green Goblin, dan
Rhino. Mereka bertiga cukup terkenal sebagai musuh yang kuat di game
playstation.
Dari 3 nama itu, untunglah
si manusia listrik, Electro jadi
musuh utamanya, bukan Green Goblin atau Rhino. Electro itu kuat banget (IMO)
dan pertarungannya melawan Spider-Man akan sangat ditunggu-tunggu. Sedangkan
untuk Green Goblin, gue cuma takut terhadap pengulangan. Memori gue masih kuat
dengan Spider-Man 1 era Tobey Maguire dan itu sulit digantikan. Dan Rhino?
Kuat, tapi masih belum sebanding sama Electro J
Lalu, gimana dengan
pertarungannya? Epic kah? Keren kah?
Saat Spider-Man melawan Green
Goblin, pertarungannya jujur biasa aja. Meskipun biasa, pertarungan
tersebut tetap kuat karena berhubungan dengan Gwen stacey. Yang sayangnya, gue gak bisa bocorin apa itu,
postingan ini anti spoiler. Lalu, saat melawan Rhino. Pertarungannya masih disimpan di sekuel berikutnya, jadi gak
ada yang spesial dari adu jotos laba-laba vs badak. Kita tunggu aja film
berikutnya.
Pertarungan sesungguhnya
ada saat melawan Electro. Ibarat The Raid 2, Electro itu kayak Assassins. Kuat
dan susah dikalahin. Electro punya basic story cukup kuat yang bikin gue merasa
dekat sama manusia listrik ini. Dan waktu final fightnya, BEUH! Keren banget! Visualnya
benar-benar bikin takjub mata!
Namun, meskipun begitu,
Electro masih belum “sekuat” dan sememorable musuh era Spider-Man zaman Tobey
Maguire. Green Goblin, Dock Ock, Sandman jauh lebih berkesan daripada Electro. Entahlah, pertarungannya
melawan Spider-Man sepertinya terlalu sedikit (kalo gak salah cuma 2 kali),
jadi mudah berlalu gitu. Apalagi, setelah Spider-Man ngalahin Electro,
tiba-tiba muncul Green Goblin. Seakan-akan kita dipaksa melupakan pertarungan
epic Spider-Man vs Electro, dan disuruh fokus sama Green Goblin. Well, I don’t
know about other people, but I think, that is weird.
Sehabis ngomongin musuh,
sekarang mari ngomongin Spider-Mannya. Di The
Amazing Spider-Man 2, Spider-Man punya kostum baru yang mengkilap
banget. Merah menyala waktu terkena sinar matahari. Gue lebih suka Spider-Man
versi ini, badannya kurus, kocak, komedinya kuat banget, sesuai dengan
komiknya. Ada scene yang ia pake topi pemadam kebakaran, ada scene ia pake
pengeras suara polisi, cuma superhero satu ini yang tingkat gokilnya tinggi
banget.
Kisah cinta Peter Parker dan Gwen Stacey sangat dominan di film ini. Terlalu dominan malahan.
Pembuat cerita di film ini harus diingatkan deh, ini film tentang Spider-Man, seharusnya,
tonjolin sisi Spider-Mannya, gak cuma sisi cinta Peter Parker aja yang
dikuatin. Semoga di film berikutnya, porsinya lebih imbang.
Kesimpulannya, film ini
masih terlalu banyak adegan cinta-cintaannya, yang untungnya, jauh lebih
mengena dan lebih sukses bikin hati para cewek meleleh. It’s bigger than the
first one. Adegan aksinya, slow motionnya, 3Dnya, semuanya keren banget.
Endingnya manis, adegan Peter Parker “menunggu” Gwen Stacey itu romantis level
bad-ass, dan adegan Spider-Man mau melawan Rhino itu juga bagus. Memberi kesan,
Spider-Man datang membawa harapan. Layak ditonton, tapi ekpektasi jangan tinggi-tinggi
amat.
Rate: 83
Trailer The Amazing of Spider-Man 2
2 komentar
Spiderma slah satu film favorit gue hehe...
Replybtw, ini kunjungan pertama gue.. Salam kenal,
belajar-berkata.blogspot.com
Sama. Superhero favorit ane juga.
ReplyOke :)
Posting Komentar