Agak telat nih reviewnya, maklum baru nonton kamis
kemarin sih. Dengan ekspektasi sangat rendah (apalagi setelah nonton The Raid
2), gue gak berharap apa-apa sama film ini. Paling cuma minta satu hal aja sih:
terhibur. Udah. Gak ada syarat
berlebihan. Dan setelah menonton film sekuel ini, jujur aja, ekspektasi gue
agak terpecahkan.
Silakan
klik disini untuk sinopsis
Film kedua ini masih melanjutkan dari film yang
pertama, Captain America: First Avenger dan juga lanjutan kehidupan dari film The Avengers. Dan format cerita di film
ini menggunakan rumus yang sama dengan The Avengers. Drama lama – action –
drama lama – action – drama lama – ada selipan komedi – action lama sampai
filmnya tamat. Filmnya jauh lebih baik dari yang pertama, tapi sama
membosankannya dengan The Avengers. Cerita
yang kurang kuat, fokus musuh yang terbelah, antara Winter Soldier dan H.Y.D.R.A
, membuat film ini kayak gak punya arah tujuan.
Rumus cerita Marvel ini harusnya segera dibenahi.
Format cerita kayak gini dipakai juga di Iron Man 3 dan Thor 2: The Dark World. Di Iron Man 3,
gue lumayan terhibur, namun enggak di Thor 2. Thor memang naik tingkat dari
film sebelumnya, sayangnya, tetap sama boringnya. Ini yang juga gue rasakan di Captain America: Winter Soldier, gue lumayan
mengantuk nonton film ini. Bahkan di akhir film, saat actionnya lagi
puncak-puncaknya, gue sempet ketiduran di bioskop. Yeah, alur ceritanya
berhasil mengantar gue ke alam mimpi. Jadi ragu sama film Marvel, mungkin
memang gue aja yang gak cocok sama model ceritanya.
Winter
Soldier yang menjadi sub judul di sekuel ini juga cuma keluar
dengan porsi sedikit. Kurang menonjol untuk seorang musuh yang namanya
tercantum di judul film. Di film ini, Winter Soldier seperti sekedar
perkenalan, menjelaskan siapa dia sebenarnya, kekuatannya kayak gimana, sama
masa lalunya bagaimana. Porsi Winter Soldier seharusnya bisa lebih banyak dari
itu. Makanya, gue merasa dia akan keluar lagi di film berikutnya, entah di The Avengers: Age of Ultron atau di Captain America 3. Kalo cerita filmnya
sesuai persis dengan komiknya, maka ada kemungkinan Winter Soldier keluar lagi di Captain America 3 dan bakal
menggantikan Steve Rogers sebagai Captain America. Nah lho!
Katanya, porsi action di Captain America: Winter Soldier terinspirasi dari film The Raid.
Pertarungan jarak dekat memang salah satu ciri khas dari kapten berbaju mirip
negara Puerto Rico ini. Setelah menunggu sampai akhir film, gue gak mendapatkan
adegan jotos-jotosan yang mirip The Raid tuh. Malahan, adegan aksi favorit gue
jatuh ke tangan Nick Fury. Saat dia
dikeroyok banyak mobil, lalu Nick Fury dan mobil pintarnya berusaha melarikan
diri. Itu adegan terkeren bagi gue. Captain Americanya cuma sedikit yang
beneran ‘wah’, Black Widow seksinya
doang yang ‘wah’, dan beberapa adegan dari Winter Soldier yang lumayan.
Kemudian, munculnya Falcon juga
menambah kelebihan tersendiri buat film ini. Itu berarti (50/50 sih), tokoh
bersayap ini akan keluar lagi di The Avengers 2 dan di Captain America 3.
Udah, begitu aja cukup. Gak ada komentar lagi, film ini
ditunjukkan untuk penggemar setia Marvel.
Gue ingin mencoba suka film ini, tapi tetap gagal. Rasa kantuk jauh lebih
menggoda untuk diikuti daripada memaksa diri bilang suka sama film ini. Captain America: Winter Soldier merupakan
sekuel yang jauh lebih baik dari yang pertama. Namun sayang, masih termasuk
film yang biasa-biasa menurut gue. Semoga, film Marvel berikutnya gak seboring
ini lagi.
Follow me on twitter: @aldypradana17
Follow me on twitter: @aldypradana17
Rate: 75
Posting Komentar