Ah, saya kembali mereview film lagi. Kali ini giliran film tentang cewek yang
pintar memanah, Katniss Everdeen
dalam The Hunger Games: Catching Fire.
Ini sekuel dari The Hunger Games, yang lumayan sukses dan ditonton banyak
orang. Kritikus memuji akting dari Jennifer
Lawrence pada film sebelumnya, namun pada film pertamanya, banyak kritikus
bilang The Hunger Games masih terlalu biasa untuk sebuah turnamen yang harus
membunuh satu sama lain untuk menjadi juaranya. Dan pada sekuelnya kali ini,
apakah bisa lebih dari sebelumnya? Apakah masih sama membosankannya seperti
film pertamanya, kita lihat saja review saya dibawah ini.
Sebelumnya, setelah menonton film ini, saya sempat
melakukan short review di twitter.
Sayang sekali bukan sebuah review yang positif, padahal saya berharap lebih terhadap film ini.
Memang ada peningkatan, tidak se boring
film pertamanya. Mereka belajar dari kesalahan yang dulu. Film ini jauh lebih
tertata, jauh lebih besar, dan jauh lebih menarik. Meskipun, menurut saya
dialognya bisa lebih baik lagi, saya bahkan saat menonton langsung sempat
berpikir, "Di adegan tadi, kalo diselipin jokes bagus tuh." atau
"Harusnya dialognya jangan gitu, tapi..." Anyway, film jauh lebih
sadis, saya bisa merasakan kekejaman turnamen edisi Quarter Quell nya (itu juga sadis level cemen sih).
Ada beberapa adegan yang berkesan menurut saya, seperti gaun mockingjay itu bagus, adegan twist ending nya itu juga bagus, sama
sekali tidak kepikiran kalo bakalan seperti itu. Saya bingung mau nulis apa lagi
disini, Jennifer Lawrence tetap
cantik seperti biasanya, Liam Hemsworth
kurang terekspor dan tidak memberikan hal yang berkesan, adegan ciuman yang
diperbanyak seperti film Twilight, durasi 2 setengah jam tapi tidak
dimanfaatkan dengan baik, dan The Hunger
Games: Catching Fire luar biasa sukses membuat saya mengantuk. Mungkin itu
saja. Seperti yang saya tweet sebelumnya di Twitter, untuk film berikutnya,
saya pikir cukup nonton film bajakannya, saya tidak ingin membuang-buang uang
saya hanya untuk mengantuk di studio bioskop.
Score: 75
Keterangan:
65: Jelek. Rating terendah yang saya bisa berikan untuk
suatu film. Berantakan, tidak layak ditonton di bioskop alias buang-buang uang.
70: Lumayanlah. Cerita biasa, tidak ada yang wah, tapi
lumayanlah untuk ditonton, buat ngisi waktu luang.
75: Menghibur. Ada poin positif yang spesial, tapi masih
banyak poin negatif yang bikin filmnya kurang mantep. Biasanya punya masalah
sama tempo.
80: Ini adalah standar sebuah film bioskop. Rapi dan enak
ditonton berulang-ulang, walaupun tetap ada sisi minusnya.
85: Menuju sempurna. Film yang masuk kategori ini masuk
film-film favorit saya.
90: Sempurna! Film yang harus ditonton, film yang punya
banyak adegan istimewa, cerita yang keren, dan enak banget buat ditonton.
Posting Komentar