Belajar, belajar, dan terus belajar …
Saya tertarik banget sama yang
namanya komedi, dan well, saya udah
coba untuk belajar buat bisa nulis komedi itu sendiri. Nah, setelah nyari ilmu
dimana-mana (di google tentunya), akhirnya nemu juga beberapa teori tentang
komedi. Beda sama teori yang biasanya, teori ini lebih tentang ‘proses kenapa
kita tertawa’.
Teori pertama saya dapet dari
bionya Muslim (peserta Stand Up Comedy Season 3 Kompas TV) isi bionya gini,
Aku ga lucu, aku cuma punya opini A dan penonton B, aku harus membuat
penonton setuju dengan opiniku, semakin penonton setuju, maka saya semakin
lucu.
Penjelasannya gini, setiap orang
punya opini sendiri-sendiri, saya punya opini sendiri, dan anda (para pembaca
yang nyasar ke blog saya) juga opini sendiri. Kalo saya ngomongin opini saya
dan anda setuju, maka anda akan tertawa.
Contoh:
Saya beropini kalo film Cinta Brontosaurus akan mengakibatkan 2
pihak yang berlawanan, ada pihak yang bilang kalo film itu lucu dan pihak yang
satunya bilang kalo film ini garing. Pihak pertama yaitu followersnya Raditya Dika,
dan pihak satunya lagi kritikus film.
Followers Raditya Dika: “Gila!
Filmnya tadi lucu banget ya! Kocak Abis! XD”
Kritikus Film: “Kampret, garing
banget filmnya. Gua rugi 30 ribu nih.”
Jika anda setuju dengan pendapat
saya diatas, maka anda akan tertawa. Kalo anda ga ketawa, berarti anda ga
setuju dengan opini saya.
Oke, sekarang teori yang kedua,
menjatuhkan. Iya, menjatuhkan. Bisa menjatuhkan pihak tertentu atau bisa
menjatuhkan diri sendiri.
Kayak opini saya yang diatas tadi, itu kan jatuhin
filmnya Raditya Dika, kalo filmnya itu ga lucu alias garing. Orang yang setuju
dengan saya kalo filmnya Raditya Dika ga lucu, dia pasti setuju dengan opini
saya diatas, dan mungkin dia ketawa baca opini saya tadi. (Paling yang ketawa
ya kritikus film aja ya, kalo followersnya Radit pasti bilang lucu banget. K)
Contoh lain aja
deh, coba liat pas lagi anda lagi bercanda sama temen-temen anda, kan ada tuh
yang namanya ejek-ejekan, saling menjatuhkan temen sendiri dengan maksud
bercanda. Di stand up comedy, banyak yang menjatuhkan diri sendiri untuk
mendapatkan tawa (self deprecation)
dan biasanya berhasil.
Ada komika
kurus, terus dia bikin bahan tentang badannnya yang kerempeng itu, atau ada
komika badannya gendut, dia jelekin dirinya sendiri dengan bicara tentang
kegendutannya. Semakin tersiksa si komika di panggung, maka dia semakin lucu.
Teori ketiga.
Karena adanya suatu pembelokan. Ada pergeseran konsep. Pembenturan suatu
konseptual.
Kita tertawa karena ada suatu yang tidak terduga, sesuatu yang ga
kepikiran. Misalkan, ada dosen galak banget di kelas, suka marah-marah, matanya
melotot kalo ngajar, tapi pas ketemu istrinya si dosen tadi langsung melempem,
jadi penurut, ternyata dosennya itu takut sama istrinya. Nah, itu kan ada
pergeseran konsep, ada hal yang bikin kita berpikir, “Kok bisa gitu ya? Aneh
banget.”
Contoh lain,
saat kita lagi nunggu angkot di pinggir jalan, kemudian ada angkot berhenti
didepan kita, dan kita naik angkot itu. Sebelum kita naik, kita umumnya
berpikir pasti didalam angkot itu penumpangnya bakalan normal pada umumnya, bisa
anak sekolahan, ibu-ibu, atau orang kantoran. Eh, pas masuk ke angkotnya, ternyata
penumpangnya banci semua. Dikagetkan dengan kejadian itu, kita pasti
ketawa-ketawa sendiri sambil ngomong dalam hati, “Ini kok banci semua isinya
ya? Nanti kalo saya di gangbang di angkot kan ga lucu juga.”
Menurut Schopenhauer (aji gile,
keren banget sih saya, haha), tertawa adalah suatu respon yang datang dari
sesuatu yang bisa dibilang sebagai the
ludicrous. The ludicrous adalah
ketidaksenambungan yang kita dapat diantara representasi konseptual kita atas
realitas itu sendiri.
Ada lagi nih, semakin kuat dan
tidak terduga ketidaksenambungan persepsi ini, semakin hoboh tawa yang akan
didapat.
Begitu.
3 teori yang saya dapatkan tentang proses kenapa kita ketawa.
Kayaknya udah gitu aja ya, udah
panjang banget soalnya. Semoga bermanfaat untuk pembaca, apalagi yang berminat
dengan yang namanya menulis komedi. Buat orang yang juga lagi mempelajari komedi, mari kita memperkuat sense of humor kita dengan belajar, belajar, dan terus belajar
tentang komedi.
1 komentar:
teori yang sangat bagus sekali gan,,terimakasih informasinya gan,,
ReplyPosting Komentar